Substansi

Ingin jadi wartawan, nyasar jadi guru


Leave a comment

Menginap gratis di hotel saat di Belanda

Photo 27-06-2019, 9 57 31 pmSetiap kali lewat hotel ini saya ada perasaan haru. Isteri saya pun mungkin demikian.

Saya dan Intan pernah menginap di hotel ini seminggu lebih. Kejadiannya di musim dingin tahun 2015. Ketika itu, di akhir bulan Januari, anak pertama kami lahir dengan kondisi gawat darurat. Jadilah Kinan dirawat di NICU (neonatal intensive care unit) di rumah sakit UMCG, Groningen sejak hari pertama dia lahir.

Isteri saya juga ada di rumah sakit yang sama. Karena lahirannya normal, dia cepat pulih. Di hari ketiga, kami didatangi dokter dan pegawai administrasi rumah sakit. Continue reading

Advertisement


Leave a comment

Tempat makan di (sekitar) ITB yang bikin kangen

1. Gerbang belakang ITB

Gerbang belakang ITB. Sumber: [1]

Walaupun pekerjaan saya tetap di ITB, tetap saja kok rasanya kangen dengan tempat-tempat makan sewaktu jadi mahasiswa dulu. Maklum, setelah jadi dosen, saya selalu makan siang bersama-sama kolega di laboratorium. Menunya sih enak-enak, yang paling sering adalah RM Padang Sederhana, Ayam Pringgodani, Tojoyo, Pecel Madiun Hariangbanga, dan Sate Maulana Yusuf. Lebih enak lagi karena gratis, soalnya dibayari pakai dana lab, hihihi. Eh, ini bukan berarti kami korupsi uang mahasiswa ya. Uangnya itu juga berasal dari kami sendiri. Setiap kali dapat proyek dari BUMN/Kementerian atau dana hibah dari DIKTI, sebagian uangnya disisihkan untuk lab. Tidak ada aturan tertulis tentang ini, tetapi setiap orang melakukannya dengan sadar dan taat. Tentu demi keberlangsungan lab.

Tetapi kadang bosen juga makan yang itu-itu terus. Rindu juga dengan makanan-makanan ala mahasiswa S-1 dan S-2 dulu tahun 2004 s/d 2011 yang murah, tidak sehat, tapi enak. Beberapa makanan itu diantaranya adalah sebagai berikut. Mohon dikoreksi jika ada yang salah, karena ingatan saya sudah mulai berkarat.

Di sekitar gerbang belakang ITB

Warung-warung yang ada di sebelah utara ITB, di pinggir jalan Tamansari. Sebagai mahasiswa Teknik Industri yang kampusnya ada di bagian belakang, saya cukup sering kemari. Sayang, terakhir ke ITB tahun lalu, gerbang belakang cukup mengenaskan kondisinya. Kabarnya warung-warung disana sempat mengalami penggusuran. Walaupun sekarang sudah dibangun kembali, gerbang belakang yang ditutup membuat mahasiswa agak malas berkunjung. Terlihat dari pengunjung  yang tampak sepi. Continue reading


Leave a comment

Mudik Bareng Bandung-Jember, Kenangan Tak Terlupakan

teman-teman KMJB di kereta waktu mudik bareng tahun 2005

teman-teman KMJB di kereta waktu mudik bareng tahun 2005

Beberapa waktu ini di grup Facebook Keluarga Mahasiswa Jember di Bandung (KMJB) cukup ramai dibahas soal mudik bareng. Mulai dari tiket kereta yang sudah dijual, pengurus KMJB yang kurang inisiatif untuk mengkoordinasi pembelian tiket, dll. Keramaian ini jadi mengingatkan saya akan fenomena yang dulu saya alami sendiri sewaktu menjadi mahasiswa S-1. Continue reading


4 Comments

Menyusuri Warung Makan di Cisitu dan Sekitarnya

Kawasan Cisitu dan sekitarnya adalah daerah yang sangat berkesan bagi saya. Tercatat saya mulai tinggal di daerah ini mulai bulan Agustus 2004 sampai dengan September 2012, atau selama delapan tahun satu bulan, sebuah waktu yang cukup kalau Anda ingin menempuh dua pendidikan sarjana. Setahun pertama, saya tinggal di Sangkuriang bersama dua teman seperjuangan dari Jember, Yandy dan Oky. Mempertimbangkan kontrakan di Sangkuriang yang cukup sempit, di bulan Juli tahun 2005 kami bertiga, ditambah satu adik angkatan anggota baru, Babol, mencari kontrakan baru dan akhirnya dapat di Jalan Cisitu Lama V/42 B1. Rumah inilah yang saya tempati sampai berakhir waktu tinggal saya di Cisitu. Continue reading