Substansi

Ingin jadi wartawan, nyasar jadi guru


Leave a comment

Menginap gratis di hotel saat di Belanda

Photo 27-06-2019, 9 57 31 pmSetiap kali lewat hotel ini saya ada perasaan haru. Isteri saya pun mungkin demikian.

Saya dan Intan pernah menginap di hotel ini seminggu lebih. Kejadiannya di musim dingin tahun 2015. Ketika itu, di akhir bulan Januari, anak pertama kami lahir dengan kondisi gawat darurat. Jadilah Kinan dirawat di NICU (neonatal intensive care unit) di rumah sakit UMCG, Groningen sejak hari pertama dia lahir.

Isteri saya juga ada di rumah sakit yang sama. Karena lahirannya normal, dia cepat pulih. Di hari ketiga, kami didatangi dokter dan pegawai administrasi rumah sakit. Continue reading

Advertisement


Leave a comment

Mengajarkan kepunahan binatang ke balita

Photo 11-05-2019, 10 44 36 amKinan (4 tahun 3 bulan) sudah lama tertarik dengan binatang dan keanekaragaman hayati. Tempo hari dia bertanya,
K: Ayah, punah itu apa?
 
R: Punah itu berarti sudah tidak ada binatangnya di dunia ini. Misalnya badak mungkin sudah hampir punah, karena tinggal sedikit.
 
K: Ooo, badak sudah hampir punah. Kalau kucing belum punah?
 
R: Kucing masih banyak.
 
K: Kenapa kalau badak hampir punah, tapi kucing masih banyak?
 
R: Ada yang bilang karena badak diburu. Itu betul, tetapi sebetulnya, ada alasan yang lain. Badak hamilnya lama, 17 bulan baru keluar bayi badak. Itu pun biasanya cuma satu, lahir kembar jarang-jarang. Coba kalau kucing, tiga bulan sudah lahir bayi-bayi kucing. Sekali lahir bisa tiga, atau bahkan lima ekor bayi.
 
Setelah saya jelaskan begitu ternyata dia belum terlalu mengerti. Wajar, apa yang saya terangkan adalah logika matematika sederhana. Di umur empat tahun, anak-anak sudah banyak yang bisa mengerti angka dan menghitung sedikit-sedikit. Tetapi untuk soal abstraksi, belum semua mengerti.

Continue reading


1 Comment

Kabar dari dokter genetika

Saya masih dan selalu kagum dengan pelayanan kesehatan di negeri Belanda. Rigid, prosedural, dan tidak memfasilitasi pasien manja. Namun tulus dan sungguh-sungguh dalam melayani.

Seperti diketahui, anak kami, Kinan lahir di Groningen, Belanda, dengan penyakit yang bernama ichthyosis. Ini merupakan penyakit genetik bawaan dengan peluang hanya 1 per 600.000 kelahiran yang sampai saat ini seluruh dokter dan para ahli di dunia belum menemukan obatnya. Penyakit ini membuat kulit Kinan mengelupas lebih cepat dari orang normal, dan selalu kering. Seperti banyak congenital disease, ichthyosis bakal berlangsung seumur hidup. Kinan bisa terkena penyakit ini karena saya dan Intan sama-sama membawa gen resesif. Jadi memang sudah takdir. Karena probabilitas terbawanya gen itu independen (boleh ikut kelas saya, Teori Probabilitas, kalau mau penjelasan lebih lanjut soal ini 😄), maka di setiap kelahiran yang akan datang, peluang anak-anak kami terkena ichthyosis selalu sama, sebesar 25%. Continue reading


Leave a comment

Surat untuk dokter

Beres-beres file di komputer (kebiasaan semesteran). Menemukan sebuah file. Ternyata surat yang dulu kami tuliskan untuk para perawat dan dokter di neo-natal intensive care unit (NICU) di UMCG, Groningen, Belanda.

Orang Belanda punya kebiasaan untuk mengirimkan kartu ucapan. Kelahiran, ulang tahun, pindah rumah, terima kasih, dll. Jika ada bayi yang baru lahir, biasanya tetangga akan mengirimkan kartu ucapan di kotak surat kita. Indah, kan? Continue reading


Leave a comment

Mengajarkan Anak Memakai Car Seat

Kinan di car seat

Kinan di car seat

Kinan (3 tahun 4 bulan) sejak sekitar setengah tahun yang lalu kadang-kadang saya tanya.
A: Kinan, mau duduk di kursi depan?
K: Nggak mau. Di car seat aja.
A: Kenapa?
K: Di depan bahaya!
A: Kalau pakai car seat tapi di depan?
K: Nggak mau juga! Di belakang aja.

Belakangan ini, isteri saya juga sering bertanya.

B: Kinan, kalau Bunda duduk di mana?
K: Bunda di depan aja sama Ayah. Kinan sendiri di belakang.

Setiap kali naik mobil, Kinan memang duduknya di car seat, yang letaknya di jok tengah. Car seat ini kami beli sejak kembali ke tanah air di akhir tahun 2016. Alhamdulillah, dia tidak pernah berontak. Padahal, Kinan adalah anak yang sangat aktif. Bagi yang pernah ketemu, saya yakin akan membenarkan. Dia adalah tipe anak yang tidak bisa berhenti bergerak dan tidak mau diam. Setiap sudut ruangan akan dia jelajahi dan tanya. “Ini apa”, “Yang ini kenapa warnanya merah?”, “Oooh, ini buat duduk ya?”. Itu adalah beberapa dari banyak pertanyaannya. Continue reading


Leave a comment

Kemana Posyandu Kita?

Kinan di Consultatiebureau

Kinan di Consultatiebureau

Di negara maju seperti Belanda, yang mana pelayanan kesehatannya diganjar sebagai yang terbaik oleh Euro Health Consumer Index (EHCI), pemantauan tumbuh kembang anak adalah hal yang mudah, murah, dan menyenangkan bagi setiap orangtua. Di setiap wijk (setara dengan rukun warga), pemerintah telah menyediakan consultatiebureau (CB), sebuah lembaga yang secara fungsional mirip dengan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Beberapa hari setelah kelahiran, perawat dari CB akan datang ke rumah untuk melakukan wawancara. Selanjutnya anak akan secara otomatis dijadwalkan kontrol rutin di CB pada usia 4 minggu, 8 minggu, 3 bulan, dan seterusnya sampai usia 3 tahun 9 bulan. Setiap kali kontrol, dokter CB memantau perkembangan berat dan tinggi badan, kemampuan motorik, sampai dengan kemampuan bicara. Imunisasi juga dijadwalkan secara rutin di CB. Continue reading


6 Comments

Mengintip Pelayanan Kesehatan di Negeri Belanda

Kinan waktu tes pendengaran di KNO (THT) rumah sakit

Kinan waktu tes pendengaran di KNO (THT) rumah sakit

Setelah tiga tahun tinggal di Belanda, dan terutama setahun terakhir intensif ikhtiar mengobati ichthyosis yang diderita Kinan, saya mengamati bahwa terdapat perbedaan signifikan antara antara pelayanan kesehatan di Indonesia dengan negeri tanah rendah. Secara umum, tentu kualitas pelayanan kesehatan di Belanda lebih unggul.

Oiya, saya tidak punya latar belakang pendidikan dan pekerjaan di bidang kesehatan. Jadi, mohon maaf jika pembahasannya tidak mendalam dan banyak kesalahan.

Seperti galibnya negara maju, Belanda menyadari bahwa kesehatan adalah salah satu wujud pelayanan publik yang terpenting. Dua yang lain adalah pendidikan dan transportasi umum. Maka, negeri yang hanya seukuran Provinsi Jawa Timur ini berusaha dengan serius untuk dapat menjamin kualitas kesehatan yang tinggi bagi 16 juta jiwa penduduknya.

Continue reading


Leave a comment

Saat Kinan pertama kali digendong Bunda

Kinan dikeluarkan dari inkubator untuk pertama kalinya selama satu jam

Kinan dikeluarkan dari inkubator untuk pertama kalinya selama satu jam

This is one of my favorite pictures. Diambil pada tanggal 28 Januari 2015, di hari keempat Kinan berada di rumah sakit. Ketika itu Kinan untuk pertama kalinya digendong oleh Bunda.

Karena kondisinya yang kritis ketika lahir, Kinan berada di inkubator selama 8 hari. Selama dia di inkubator, dokter dan suster tidak pernah mewajibkan, tetapi selalu menganjurkan saya dan Intan untuk terlibat aktif dalam merawat Kinan. Mereka bilang, “ruang neonatologie (ICU) ini buka 24 jam sehari, kamu sangat dipersilakan kalau mau datang kesini sering-sering menengok anakmu”. Continue reading


Leave a comment

Menjadi manusia yang bermanfaat

Cerita kali ini masih seputar Kinantje. Oiya, putera kami ini belum berganti nama kok. Namanya tetap Kinan. Di Belanda, segala hal yang kecil biasanya diberi akhiran “tje”. Huruf “tj” dibaca “c”, seperti di ejaan lama. Misal broertje (saudara laki-laki kecil), rompertje (romper bayi), eentje (satu), dll. Termasuk juga nama anak kecil ditambahi “tje”. Jadi lucu saja kalau dipanggil Kinantje, hehe.

Jadi begini. Beberapa hari yang lalu, salah satu follower akun Instagram Kinan (@kinan.cahyono) mengucapkan terima kasih kepada bundanya Kinantje. Continue reading


Leave a comment

Menyiapkan mental untuk Kinan

Kinan usia 2 bulan

Kinan usia 2 bulan

Melanjutkan cerita sebelumnya, tanggal 9 Maret yang lalu kami bertemu dengan dermatolog (dokter ahli kulit) untuk mengobservasi penyakit anak kami. Kinan ditangani oleh Prof. M. F. Jonkman dari UMCG, Groningen. Setelah melihat CV-nya di internet, ternyata beliau adalah salah satu dermatolog top di Eropa. Alhamdulillah, Kinan is in good hands. Tidak semua bayi dengan penyakit seperti Kinan ditangani oleh seorang ahli seperti Prof. Jonkman. Sudah gitu gratis lagi biayanya. Jelas ini harus disyukuri. Continue reading