Lunglai matanya merenda bayang
Dia yang terlarang melangkah datang
Nanar matanya mencari tautan
Tibakah saatnya untuk dicampakkan
Beku matanya menyorot hampa
Tanpa ampun lelaki itu berkata
Aku sudah berjasa!
Datanglah wahai adinda pelipur lara
Kosong matanya bersirat luka
Tubuh molek melenggok manja
Waras akalnya mencari logika
Buah hati tidak ranum tanpa jasa
Rayuan kenes naik ke ujung langit
Belati menanti menyayat kulit
Sorot matanya membakar ilalang
Di gubuknya sendiri ia terbuang
Tajam matanya menusuk tajam
Di rumahnya sendiri ia terbuang
Groningen, April 2016